sumber gambar:theinterns.net

Kadangkala,
aku suka pada pandang pertama,
Mampu mengundang cahaya ceria,
Tak padat dililit selendang hipokrit,
Tak menipu, apa lagi meniru,

Di lain tika,
Aku benci tanggapan pertama,
Mengundang juraian air mata,
Bakal dikelabui fitnah dunia,
Membuku gelapnya mazmumah diri,
Haru-biru,menambah sendu...

Di saat itu pula,
Aku bersyukur dengan pandangan pertama,
Menyelamatkan diri dari kekal peritnya neraka, Walau bukan itu daku impikan,
Memimpin daku meniti titian indahnya syurga, dimartabatkan sebagai umat Muhammad...
Berkatnya pandangan, tanggapan pertama...


Dalam hidup ini, tak terlepas dek penangan pandang pertama,
Terpulang lah pada cara untuk menerimanya,
Diambil, dicicah menarik jadinya,
Dibuang, dijaja buruk padahnya,
NUKILAN asli dari akashah kassim.

alhamdulillah, stlh skian lama tdk brkarya, ktandusan ilham, trhasl juga sajak ni, trcipta akhrnya pandang pertama untuk renungan semua.

andainya hati ini petak,
inginku susun kemas,
rapat, tiada ruang..
agar tak retak,

Namun hakikatnya
hati sentiasa berubah,
Senang g0yah,
kiranya tidak dikukuhi dengan pentag0n iman.

bayangi jiwa ini
berbentuk sfera,
kubina teguh kakinya,
agar tak melayang, tak g0yang.

Kerna pastinya
Pada jiwa yang tenang
Bila disulami bulatan zikrullah,
JanjiNya dilindungi zon kasihnya Allah.

Jika nurani itu pula bersegi,
Perlu dijaga tiap penjuru,
biar tetap tak lopong..













-satu benda yg plg lemah bila cpta sajak ke puisi adlh nk letak tajuk nya.
-last2 redah je la.

Setelah sekian lama kita menyusun dan mewarnakan aksara merdeka,
Kenapa masih ada lagi warga tanah bersejarah ini yang kenal huruf tetapi terlupa maknanya,
yang kenal angka tetapi terlupa nilainya,
yang kenal rentak tetapi terlupa geraknya,
yang kenal lagu tetapi terlupa iramanya,
yang kenal akhir tetapi terlupa awalnya.

Setelah sekian lama kita membaca dan menghafal aksara merdeka,
Kenapa masih ada lagi warga tanah tercinta ini yang cerah mata tetapi gelap hati,
Yang cerdik minda tetapi dungu peribadi,
Yang cantik bahasa tetapi buruk sikap,
Yang lembut budi tetapi keras lagak,
Yang merdu suara tetapi sumbang bicara.

Setelah sekian lama kita mencatat dan merakam aksara merdeka,
Kenapa masih ada lagi warga tanah pusaka ini yang impikan kemajuan tetapi menolak teknologi,
Yang impikan kemakmuran tetapi membelakangkan ekonomi,
Yang impikan kesejahteraan tetapi mencetuskan pergolakan,
Yang impikan kegemilangan tetapi meremehkan wawasan

Setelah sekian lama kita menganalisis dan mentafsir aksara merdeka,
kenapa masih ada lagi warga tanah bertuah ini,
Yang terlepas kaki tetapi terikat tangan,
Yang terlepas mata tetapi terikat jiwa,
Yang terlepas fakir tetapi terikat cita-cita.

Setelah sekian lama kita menjulang dan memartabatkan aksara merdeka,
Kenapa masih ada lagi warga tanah bertuah ini,
Yang kasihkan bangsa tetapi membenci pemimpin,
Yang cintakan agama tetapi menyelewengkan fakta

Setelah sekian lama menghargai dan menghormati aksara merdeka,
Kenapa masih ada lagi warga tanah berdaulat ini,
Yang menanam bunga tetapi menabur duri.

Karya: Wadi Leta S.A